Ciri Khas Batik Gumelem
Ciri Khas Batik Gumelem Banjarnegara
GriyaWisata.Com-Batik merupakan warisan budaya bangsa. Batik menumbuhkan
jiwa seni yang tinggi dan melahirkan karya-karya putra bangsa yang
mewarnai khasanah budaya Indonesia dan telah diakui dunia internasional.
Batik memiliki bagian-bagian tersendiri, yang mampu menunjukkan
runtutan proses penciptaan yang sangat unik dan memiliki
nilai tersendiri.
Banjarnegara adalah salah satu sentra penghasil batik di nusantara,
tepatnya terdapat di Kecamatan Susukan yang berbatasan dengan wilayah
banyumas. Namun pamor Batik Gumelem belum semasyhur Batik Pekalongan,
Batik Solo atau Batik Banyumas. Di satu sisi kita ingin Batik Gumelem
dikenal, digunakan masyarakat umum dengan harga terjangkau, namun di
sisi lain kita juga tak ingin kehilangan ciri khas keaslian Batik Tulis
Gumelem yang masih memegang pakem.
Bicara Batik Gumelem tak mungkin melewatkan sejarah kemunculannya.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang secara khusus menguak sejarah
Batik Gumelem. Ada beragam versi tentang kemunculan batik di Gumelem.
Namun ada dua versi yang banyak dijadikan rujukan bagi pihak-pihak yang
ingin tahu banyak tentang Batik Gumelem. Sentra Batik Gumelem berada di
Dukuh Dagaran dan Karangpace (Gumelem Wetan) dan Dukuh Ketandan, Beji
dan Kauman (Gumelem Kulon). Masa keemasan Batik Gumelem mengalami
penurunan sejalan dengan berubahnya kademangan yang merupakan tanah
perdikan (bebas pajak) di bawah pengaruh Kasunanan Surakarta.Status dan
wilayah Kademangan berubah karena Surakarta dilanda krisis politik dan
pemerintahan, wilayahnya pun lantas dibagi dua menjadi Gumelem Wetan dan
Gumelem Kulon. Status kademangan menjadi desa praja.
Keterkaitan sejarah Batik Gumelem dengan Batik Banyumas membuat ciri
khas Batik Gumelem sedikit banyak terdapat kesamaan dengan Batik
Banyumas. Sebagai contoh motif kawung, di Gumelem menjadi kawung
ceplokan, jahe serimpang, godong lumbu, pring sedapur dan sebagainya.
Batik Gumelem juga tidak meninggalkan corak batik klasik khas kraton
seperti Sidomukti dan Sidoluhur. Karena jika ditelusuri dalam sejarah,
sama halnya dengan batik-batik banyumasan lainnya, batik mulai dikenal
di Gumelem sejak Perang Diponegoro saat Pangeran Puger mengungsi ke
Banyumas. Kraton yang pada masa itu merupakan pusat segala kegiatan
kerajaan, diikuti oleh para punggawa dan budayawan termasuk di dalamnya
para seniman batik. Di tempat yang baru tersebut, batik dikembangkan
dengan gaya dan selera masyarakat setempat, maka salah satunya munculah
Batik Gumelem.
Motif batik di Gumelem sendiri mengalami pembagian dalam dua golongan
corak, yaitu klasik dan kontemporer. Corak klasik antara lain : Pring
Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Jahe Serimpang, Sido
Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad,
Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling,
Kopi Pecah. Pada motif kontemporer sudah sedikit banyak perbedaan dengan
batik banyumas. Motif kontemporer lebih variatif, mengakomodir kekhasan
Banjarnegara, menggunaan pewarnaan yang lebih berani seperti hijau,
merah, biru dan warnawarna lain sesuai keinginan, dikerjakan oleh
pembatik-pembatik muda, corak relatif jarang-jarang dan besar-besar,
satu muka atau dituangkan hanya satu sisi kain, dan dapat disesuaikan
dengan order baik waktu pengerjaan, warna maupun harga. Contoh Corak
Kontemporer: Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil Rinonce,
Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja, Sekar Kinasih.
Batik tulis Gumelem yang beraneka warna ini sangat cocok digunakan dalam
suasana santai maupun resmi di perkantoran (seragam) dan berbagai
kegiatan. Harganya pun relatif murah, yakni berkisar antara Rp170.000
hingga Rp190.000 per lembar.[kll]
Komentar
Posting Komentar